Dimalam pergantian tahun atau yang lebih dikenal dengan istilah "malam tahun baru" biasanya selalu saja diwarnai dengan berbagai kegiatan di berbagai tempat. Mulai dari kegiatan positif sampai kegiatan negatif. Mulai dari ritual mistis sampai dengan yang bernuansa agama. Semua ada dimalam pergantian tahun itu.
Sebagai contoh yang sudah bukan rahasia lagi adalah membakar petasan, berpesta kembang api, menghambur-hamburkan dana untuk sesuatu yang sama sekali tidak ada manfaat kebaikannya. Bahkan sangat rentan dengan musibah kebakaran. Juga suasana keributan yang ditimbulkan oleh bunyi ledakan petasan itu. Kegaduhan dimana-mana, hanya untuk memuaskan nafsu belaka, hanya untuk kemeriahan beberapa detik saja. Apa yang didapat? Tidak ada!! Bukankan lebih baik uang yang ada diberikan kepada orang-orang yang sangat membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka? Banyak manfaat yang bisa dirasakan disana ketika kita bisa menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkannya.
Ada lagi yang menjadikan malam tahun baru itu sebagai pesta maksiat. Dengan dalih kata "Cinta", mengadakan ajang perzinahan. Dan ini juga sudah bukan rahasia lagi. Orang-orang bodoh telah terpedaya dengannya, dan ikut serta dalam kemaksiatan itu. Banyak sudah kejadian dimalam tahun baru itu para pemuda-pemudi melampiaskan nafsu hewaninya dengan yang bukan pasangan sah nya. Dengan pergi ke tempat-tempat yang katanya romantis, diselingi dengan makan malam bersama, lalu terjadilah perbuatan maksiat itu atas dasar suka sama suka dan cinta semu semata. Terjerumus ke perbuatan maksiat hanya untuk kenikmatan sesaat. Na'udzubillahi min dzalik.
Ada juga yang menyemarakkan suasana malam tahun baru itu dengan konser musik, mulai dari pagelaran musik ala eropa yang kebarat-baratan sampai hiburan dangdutan keyboard ala kampungan. Kadang sampai menghadirkan artis ibu kota yang tentunya menghabiskan banyak biaya. Walaupun terkadang artis dan hiburan yang dihadirkan itu bisa merusak generasi muda sampai yang sudah bau tanah. Tak jarang pula dengan pergelaran musik ini menimbulkan suasana kericuhan baru, diantaranya kemacetan jalan, perkelahian, tawuran, bahkan sampai menimbulkan korban. Inikah yang diharapkan dalam menyambut tahun baru?
Ada pula yang menyambut kedatangan tahun baru ini dengan mengadakan pesta miras. Minuman keras beralkohol yang memabukkan, yang terkadang di oplos agar punya efek merusak yang lebih tinggi lagi. Juga dibarengi dengan penggunaan narkotika, obat-obatan psikotropika yang sama sekali tidak ada manfaatnya, bahkan sangat merusak, sehingga bisa menyebabkan korban jiwa jika sudah over dosis. Ini bukan suatu rahasia lagi. Sering terjadi disaat malam pergantian tahun. Lalu apa yang diharapkan untuk kebaikan ditahun depannya jika memulainya saja sudah merusak.
Tak lain juga halnya dengan penyambutan tahun baru Muharram, khusus untuk ummat Islam, ada saja kegiatan-kegiatan aneh yang dilakukan sebahagian manusia. Bahkan kalau boleh dikatakan, ini malah lebih parah lagi, karena bukan hanya menyerupai kebiasaan atau adat budaya yang tidak berasal dari budaya Islam saja, tapi sudah sampai kepada masalah keyakinan. Dengan dalih tradisi turun temurun dari para leluhur ataupun nenek moyang, melakukan ritual-ritual sesat yang peruntukkan kepada para jin. Ritual-ritual setan yang di klaim sebagai ritual suci yang sudah ada sejak dulu. Apa ini? Bukankah itu hanyalah tipu daya setan untuk menjerumuskan keturunan Nabi Adam? Tapi masih ada saja sekumpulan manusia bodoh yang melakukan hal-hal konyol seperti ini, Bukan saja pendangkalan aqidah, bahkan hal ini sudah sampai pada perbuatan dosa besar yang tidak mendapat ampunan dari Allah, yaitu perbuatan dosa syirik. Bersekutu dengan jin agar merasa lebih hebat dari yang lainnya. Na'udzubillahi min dzalik.
Bukankah sebaiknya pada malam itu kita bermuhasabah diri, menghitung-hitung sudah seberapa banyakkah amal sholeh yang kita lakukan sebagai bekal pulang ke kampung akhirat nantinya? Sudah seberapa banyakkah hanrta yang kita sedekahkan sebagai harta kita kelak di akhirat nantinya? Sudah seberapa besarkah pengorbanan yang kita lakukan untuk berjuang di jalan Allah ini? Sudah seberapa banyakkah rasa syukur yang kita ungkapkan kepada Allah atas segala karunia yang diberikanNya kepada kita? Sudah berapa banyakkah dosa yang kita lakukan dan kita memohon ampunan Allah untuk semuanya itu? Muhasabah diri lebih baik dilakukan untuk memperbaiki kualitas diri dalam menyambut masa yang akan datang. Karena dengan ini kita bisa memperbaiki segala tindakan dan perilaku kita dan juga meningkatkan kualitas kita dimasa yang akan datang. Allahu a'lam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar