Jika berbicara tentang suatu kegiatan atau acara, maka keberadaan si penyelenggara acara pastilah sangat mempengaruhi jalannya acara itu sendiri. Biasanya jika acaranya itu hanya acara biasa, kecil-kecilan, maka cuma orang-orang terdekat saja yang menjadi penyelenggaranya. Misalnya saja pada saat pesta pernikahan. Yang menjadi penyeenggara biasanya hanyalah pihak keluarga saja. Makanya kesannya biasa-biasa saja. Sementara yang namanya EO itu selalu identik dengan hal-hal yang bersifat megah, mewah, mahal, dan biasanya selalu dikaitkan juga dengan acara-acara besar seperti konser musik dan lain sebagainya. Padahal bila diserahkan kepada tim yang sudah terbiasa menjadi Event Organizer, maka acara-acara yang tadinya biasa, bisa menjadi luar biasa kesannya. Itulah seni dalam membuat sebuah kegiatan atau acara agar lebih terkesan lebih "wah". Apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan suatu acara itu? Berikut akan coba kita lihat satu persatu.
Memikat Audiens Hingga Akhir Acara.
Apalah artinya sebuah acara tanpa pengunjung? Sulit menjawabnya. Jumlah
pengunjung sebuah acara, dan bagaimana pengunjung tersebut beraksi,
adalah dua barometer penting kesuksesan sebuah acara. Sebesar itulah
arti pengunjung.
Maka fokus utama event organizer, jika ingin eventnya sukses, adalah
mendatangkan sebanyak mungkin pengunjung dan tak lupa memastikan mereka
akan menyukai acaranya. Dua hal itu bukanlah PR yang mudah, setidaknya
tidak pada semua event. Mendatangkan selebritis yang tengah naik daun
memang seringkali menjadi magnet yang ampuh untuk mendatangkan
pengunjung. Tapi masalahnya, apakah pengunjung seperti itu yang menjadi
target kita?
Maka itu, langkah awal yang mesti dilakukan adalah, kenali target. Acara
seperti apa yang kita buat? Apakah launching alat masak? Konser musik?
Atau pameran fotografi? Siapa pengunjung potensialnya? Ibu-ibu rumah
tangga? Anak muda yang gaul? Atau mahasiswa? Identifikasi audiens adalah
guide awal untuk membuat rundown acara.
Dari sini kita bisa meneliti, kira-kira acara seperti apa yang disukai
para pengunjung? Jika ada bintang tamu, profil bintang tamu seperti apa
yang menarik bagi target audiens kita? Idealnya, semakin segmented
audiens, akan semakin mudah pula membuatkan acara yang custom-made untuk
mereka.
Libatkan pengujung.
Sebisa mungkin, libatkan mereka dalam setiap acara.
Jika mereka hanya diperlakukan sebagai obyek yang pasif, maka mereka
tidak punya alasan untuk bertahan hingga acara selesai. Sebagai
penyelanggara acara, kita lah yang wajib memberi mereka motivasi untuk
mengikuti acara hingga selesai. Tanpa itu semua, mereka bisa pergi kapan
saja. Alhasil kesan dan pesan yang ingin ditorehkan melalui sebuah
acara pun gagal melekat di benak pengunjung.
Kuis yang melibatkan peserta Family Gatering Telkom Jakarta Utara. Dokumentasi: Gamacomm
Karenanya, mulai dari ‘sekedar’ door prize, tanya jawab, games, hingga
kesempatan mencoba produk (jika ada) harus digelar. Perasaan menjadi
bagian dari event, dan kesempatan untuk ‘tampil’ adalah dua hal yang
bisa ‘mengikat’ kaki audiens agar tak beranjak meninggalkan event.
Konsep: Langkah Awal yang Menentukan
Besar atau kecil, sebuah event layak mendapat sentuhan istimewa. Jika
ingin dikenang, sebuah perbedaan haruslah dibubuhkan sebagai torehan
kenangan di hati para audiens. Dan untuk semua itu, konsep adalah sebuah
langkah awal yang harus dibuat. Dalam pembuatan dan pengembangan konsep
ini, ada faktor-faktor dasar yang harus selalu diingat.
1. Jabarkan visi dan misi
Kenapa Anda mengadakan event tersebut adalah sebuah landasan awal. Apa
tujuan yang ingin Anda capai? Apakah sebagai wahana edukasi,
mempertahankan relasi, reward bagi pelanggan, atau menyampaikan sebuah
informasi penting? Semua alasan tersebut akan menghasilkan treatment
yang berbeda-beda, terutama pada audiens event. Pemilihan tempat dan
waktu juga dapat ditetapkan begitu penjabaran visi dan misi ini
dilakukan. Dan tentunya, tantangan yang kira-kira harus dihadapai.
2. Kenali audiensnya
Siapakah orang yang Anda tuju pada event ini? Wartawan politik? Ibu-ibu
konsumen alat masak? Mahasiswa pengguna internet? Siapapun itu, kenali
mereka. Kenali apa yang mereka suka dan butuhkan, sehingga mereka
bersedia datang dan tetap tak beranjak hingga event berakhir. Dari step
ini Anda bisa mengembangkan konsep menjadi lebih luas lagi. Apakah
konsep acaranya akan casual semacam pesta kebun, atau berkonsep lebih
formal di mana perlu dicantumkan dress code.
3. Catat segala kemungkinan
Berdasarkan identifikasi event, catatlah kemungkinan-kemungkinan apa
yang Anda punya. Hal ini berkaitan erat dengan faktor teknis, semacam
fasilitas, budget, atau mungkin keterbatasan tempat dan waktu. Ini
adalah filter akhir setelah Anda mengembangkan konsep melalui dua
langkah awal di atas. Pada step akhir ini, Anda harus memilih konsep
yang paling pas sekaligus paling mungkin diwujudkan.
Pada akhirnya, rumusan konsep yang dihasilkan akan menjadi panduan dalam
masa-masa persiapan dan pelaksanaan. Panduan ini akan sangat bermanfaat
dikala perlu dilakukan improvisasi. Misalnya, venue yang ditetapkan
ternyata tidak tersedia pada tanggal pilihan. Maka bisa segera
diputuskan untuk pindah venue atau memindahkan tanggal, tinggal dipilih
yang mana yang paling dekat dengan konsep awal.
Souvenir untuk dikenang.
Siapapun yang menyelenggarakan sebuah event pasti menyimpan harapan
eventnya akan selalu dikenang audiensnya. Bahkan jauh setelah
lampu-lampu dimatikan dan meja-kursi dibereskan. Nah, sebagai pengingat
pada sebuah event, souvenir adalah salah satu cara yang cukup efektif.
Tapi tentu bukan souvenir sembarangan.
Untuk dapat berfungsi dengan semestinya ada dua syarat yang harus
diemban souvenir. Pertama, ia harus identik dengan eventnya. Kedua, ia
harus cukup bermanfaat atau cukup menarik untuk disimpan. Souvenir
sendiri dalam dunia marketing lebih sering disebut sebagai promotional
product. Dengan makna yang kurang lebih sama, yaitu sebuah produk yang
dibagi-bagikan untuk mempromosikan sesuatu, termasuk event.
Souvenir sebagai teaser.
Selain cara pemilihannya, keefektifan souvenir sebagai pengingat sebuah
event juga bergantung pada caranya dibagi-bagikan. Maksimalkan fungsi
souvenir tidak hanya sebagai hand-out di akhir acara, tapi juga jadi
teaser sebelum acara dilangsungkan.
Mulailah mengirimkan souvenir sebagai reminder. Kirimkan setidaknya
seminggu sebelum acara. Pilih souvenir yang berhubungan erat dengan
konsep acara, tapi sekaligus menyimpan misteri. Biarkan mereka yang
menerima souvenir menjadi penasaran event seperti apa yang akan
berlangsung. Jika mungkin, kirimkan secara bertahap. Misalnya mulai dari
sebulan sebelum event, 15 hari sebelum event, seminggu sebelum event
dan terakhir sehari sebelum event.
Membagi-bagikan souvenir sebagai reminder sekaligus undangan pada
akhirnya akan memberikan ia fungsi baru, motivasi. Buat souvenir
tersebut layaknya sebuah serial sehingga menimbulkan rasa penasaran
sekaligus motivasi untuk mendapatkan souvenir-souvenir berikutnya.
Jangan sampai merusak puncaknya. Biarkan souvenir terbaik diberikan di
akhir acara. Atau misalnya berikanlah potongan-potongan puzzle sebagai
souvenir sekaligus undangan. Tahan potongan terakhir untuk dibagikan di
meja penerimaan tamu saat event berlangsung. Simpan kejutan pada
potongan terakhir tersebut. Katakanlah pada potongan itu tertera hadiah
atau voucher yang akan diterima audiens di akhir event nanti.
Jika Anda adalah vendor peserta sebuah pameran besar misalnya, souvenir
ini juga hampir semacam sebuah keharusan. Jika ia bermanfaat atau
menarik, tertera nama perusahaan dan nomor atau alamat web yang bisa
dihubungi, itu akan jauh lebih baik. Sehingga fungsi sebagai reminder
akan bermanfaat. Suatu saat jika orang tersebut membutuhkan jasa
perusahaan Anda, souvenir adalah kunci penghubungnya.
Biarkan Ahlinya yang Bekerja.
Menyelenggarakan sebuah acara secara profesional. Sesimple itu lah
misi sebuah event organizer. Sesimple itu pulakah tugas yang mereka
emban? Hmmm……awak EO rasanya dengan lantangnya akan menjawab “tidak!”
he..he.. dan kenyataannya memang begitu.
Bukan tanpa sebab kalau perusahaan yang bergerak di bidang penyelenggara
kegiatan banyak bermunculan akhir-akhir ini. Mulai dari launching
product hingga acara pernikahan banyak ditangani EO. Padahal, seperti
dibahas di artikel sebelumnya, rasa-rasanya semua orang bisa-bisa saja
mengumpulkan guest list, mengatur meja dan kursi, memesan catering dan
membagi-bagikan souvenir di akhir acara. Tapi EO menawarkan jauh lebih
banyak daripada sekedar itu semua.
Pertama, EO yang berpengalaman mampu membungkus sebuah acara dengan
sebuah konsep kreatif. Konsep inilah yang akan memberikan perbedaan
antara acara Anda dengan sejuta acara-acara sejenis lainnya. Perbedaan
tersebut akan membuat acara Anda begitu dikenang di hati audience.
Kedua, EO harus menjabarkan konsepnya tersebut menjadi detail-detail
kecil di mana semuanya harus berkesinambungan. Tidak hanya susunan acara
dari pidato pembukaan ke pidato penutupan misalnya. Tapi juga
keseluruhan detail seperti penerima tamu, siapa saja tamu yang diundang,
perlukah ada dresscode, backdrop panggung dan semacamnya. Dengan
profesionalisme EO, di mana setiap bagian diisi oleh orang-orang yang
berpengalaman di bidangnya, akan tercapai efektifitas waktu yang
beriringan dengan kualitas acara yang memuaskan.
Ketiga, EO yang berpengalaman memiliki banyak rekanan kerja. PIhak EO
bisa dengan mudahnya menemukan tenda persis seperti yang diinginkan
klien. Memesan catering dengan berbagai makanan yang tidak umum. Atau
memperoleh souvenir dengan harga yang sangat bersaing. Khusus untuk
acara pers conference, banyak EO yang sudah memiliki list wartawan
sehingga klien tidak perlu kebingungan lagi mencari nomor kontak
wartawan dan menguhbunginya satu per satu. Begitu pula dengan artis
pengisi acara, EO-EO berpengalaman akan mudah mengontak dan bernegosiasi
dengan para artis tersebut. Hal yang sangat sulit dilakukan oleh
orang-orang yang tidak berkecimpung di bidang ini.
Ketiga hal di atas secara langsung maupun tidak akan memberi pengaruh
yang sangat signifikan terhadap maksimalisasi budget. Biaya yang Anda
keluarkan untuk menggunakan jasa EO membuat setiap rupiah budget Anda
berwujud menjadi acara yang sukses. Belum lagi efektivitas waktu dan
tenaga yang harus dikeluarkan. Karena itu, tak heran permintaan akan
jasa EO tak pernah surut.
Cukup Kreatifkah EO pilihan Anda?
Seberapa sering Anda mendapatkan gantungan kunci saat menghadiri
acara pernikahan? Atau pulpen saat datang ke sebuah konfrensi pers? Atau
handuk kecil sebagai hadiah kuis di sebuah booth produk kecantikan?
Kalau Anda kerap datang di event-event seperti tersebut di atas,
kayaknya angka sekitar 10 akan Anda sebut deh, iya kan?
Souvenir hanyalah elemen kecil dari sebuah event. Tapi kita semua tahu,
elemen-elemen kecil tersebutlah yang kemudian menjelma menjadi kesan di
dalam hati audience sebuah acara. Bagaimana penyelenggara acara mengolah
setiap detail, baik yang kecil maupun yang besar, akan menentukan
kesuksesan acara tersebut.
Saat klien menggunakan jasa EO, harapan yang muncul tentu tak
semata-mata stress-free, namun juga harapan akan profesionalisme.
Mengumpulkan guest list, membuat dan menyebarkan undangan, menyusun
jalan acara hingga menyiapkan souvenir rasanya hampir bisa dilakukan
siapa saja. Tapi membuat sebuah konsep besar, mem-breakdown-nya menjadi
rentetan sub acara, mengeksekusinya di lapangan, itu cerita lain. Itu
mengapa jasa EO begitu dibutuhkan.
Konsep besar adalah awal tantangan bagi tim kreatif sebuah EO. Konsep
ini harus dipagari oleh misi event, visi klien dan tentunya budget yang
tersedia. Dalam pagar tersebutlah Anda akan melihat EO dengan daya
kreatifitas tinggi masih mampu menghadirkan ide-ide segar. Ingat, ide
segar tersebut bukanlah sekedar berarti sesuatu yang baru, tapi haruslah
sejalan dengan tone event dan applicable.
EO yang kreatif harus mampu membuat sebuah event terlihat berbeda dari
event-event serupa lainnya. Seorang wartawan yang sudah menghadiri
ratusan launching produk mengaku paling terkesan saat acara peluncuran
sebuah ponsel. Di tengah-tengah acara tersebut, saat semua orang sibuk
dengan makanan, tiba-tiba muncul penyanyi papan atas yang kehadirannya
sebelumnya tidak pernah disebut-sebut oleh panitia. Hingga
bertahun-tahun berlalu, event itu masih terkenang di hati wartawan
tersebut. Begitu pula ingatan sang wartawan akan ponsel yang
diluncurkan, dan betapa ponsel tersebut memiliki fasilitas speaker
bersuara jernih, persis suara sang penyanyi kenamaan.
Apakah tema pesta kostum yang harus dipilih, atau membagi-bagikan sample
gratis, atau game di tengah-tengah acara, orang-orang kreatif akan
mampu menempatkan detail yang tepat untuk acara yang tepat. Mintalah EO
Anda untuk mem-breakdown semua konsepnya menjadi rencana real. Mulai
dari venue yang dipilih, dresscode, menu makanan, serta rincian sub
acara, semua harus berkesinambungan dengan konsep besar yang telah
disepakati. Bagaimana EO mengolah budget semaksimal mungkin juga jadi
indikator penting yang memperlihatkan kreatifitas mereka.
Karena itu, sebelum memilih EO, pelajarilah portfolio mereka. Perhatikan
bagaimana mereka membungkus acara dengan sebuah konsep. Cari tahu
mengenai orang-orang kreatif di baliknya. Terakhir, mintalah mereka
membuat proposal mengenai konsep acara Anda.
Jangan Salah Memilih EO.
Menggunakan jasa Event Organizer tidak semata-mata dengan alasan ingin
bebas-repot. Idealnya, biaya yang dikeluarkan untuk menyewa jasa EO
berbalas setimpal, atau bahkan lebih, dengan sebuah event yang
memuaskan. Itu karena, idealnya lagi, profesionalisme EO mampu meramu
sebuah event menjadi perhelatan yang berkesan. Sayangnya tidak semua EO
seprofesional yang mereka gembar-gemborkan. Maka sebelum memilih, yuk
diteliti dulu.
Referensi.
Googling, bertanya pada teman, atau meminta sendiri dari EO, yang pasti
Anda harus tahu event apa saja yang pernah mereka garap dan bagaimana
hasilnya. EO yang profesional dan berpengalaman biasanya memiliki
website atau blog yang berisi lengkap tentang profil dan dokumentasi
event yang pernah ditangani.
Kemampuan mengolah konsep.
Setelah tahap di atas, akan terlihat sejauh mana kehandalan EO incaran
Anda tersebut mengolah konsep. Apakah semua event diperlakukan sama
saja? Apakah selalu ada ide segar di setiap eventnya? Apakah klien
terlihat puas? Jika ya berarti EO tersebut juga mampu mengeksekusi
konsepnya dengan baik.
Crew yang komunikatif.
Pada dasarnya setiap jalinan kerjasama dengan siapa pun melibatkan
komunikasi antar manusia. Nah, kebayang kan kalau orang-orang EO yang
menghandle acara Anda tidak memiliki skill komunikasi yang baik, tidak
fleksibel atau sulit dihubungi. Cobalah mengenal para crew EO incaran
Anda dengan meminta waktu bertemu, atau sekedar bertanya-tanya melalui
telepon. Dari situ bisa disimak, apakah layanan dan gaya komunikasi
mereka cukup profesional.
Komunikasi yang baik ini bukan hanya terhadap Anda sebagai klien, tetapi
juga nantinya kepada peserta / pengunjung yang menjadi target audience
Anda, apakah crew ini ramah, sigap sehingga memberi kepuasan pengunjung
yang menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan event Anda.
Fleksibel dengan budget.
Hal ini berkaitan erat dengan kreativitas sebuah EO dalam meramu konsep.
EO yang baik akan mampu memaksimalkan budget kliennya untuk
menghasilkan event yang berkesan. Maka selama budget Anda reasonable,
jangan ragu untuk mengajukannya pada pihak EO, dan minta mereka
mengajukan proposal berdasarkan budget tersebut.
Sesuai dengan kebutuhan.
Terakhir, sebesar apapun reputasi sebuah EO, kalau tidak sesuai dengan
kebutuhan Anda hasilnya tentu tidak akan maksimal. EO yang hanya
berpengalaman mengadakan seminar rasanya tidak akan tepat untuk Anda
hire di acara pernikahan. Pastikan EO yang Anda pilih mengerti tone
acara yang akan Anda gelar.
(Dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar